Cerpen Thaibah: Bening Syamsiah
“Besok Aliya mau nikah Sama Bang Icam, Kak... ”Serta merta bunga Kamelia serasa berjatuhan dari langit, menimpuki kepalaku dengan lembut. Berbarengan dengan bumi yang tiba-tiba melumer, dan menghisapku bak lumpur hidup. Menembakku dengan paku, menjerembabkanku dalam gagu. Harusnya aku berjingkrak, karena Aliya adikku satu-satunya akan mengarungi jalan baru dengan lelaki tercintanya. Bukan sebagai babak perpisahan yang tak akan bertemu lagi.
“Aliya sangat mencintai Bang Icam, Kak...,” ungkapmu empat tahun lalu dengan memelas, dan menyeka air matamu dengan ujung kerudung merah mudamu.