Cerpen Suhadi: Umi
Aku masih terbayang-bayang pertemuan terakhirku dengan gadis kecil berumur satu setengah tahun yang bernama Umi tersebut. Bayi yang lincah. Mulutnya yang mungil selalu menyunggingkan senyum dan tawa kecil saat aku menyebut namanya.“Umi… Ciluk…. Ba!” Aku membuka kedua telapak tangan yang menutupi wajahku sembari berjongkok menghadap Umi. Aku tersenyum. Dan dengan segera gadis kecil berbaju kumal dan lusuh itu tertawa-tawa. Setelah beberapa saat tergelak, ia lalu akan berlari tertatih-tatih menuju ibu asuhnya, Halimah. Menyembunyikan wajah lucunya di balik sarung buruk wanita janda gelandangan itu. Kemudian segera bangkit lagi. Berdiri sempoyongan, karena ia memang belum fasih berjalan. Umi akan berlari-lari kembali mendekatiku, tapi setelah hampir sampai ke dekat kakiku, gadis cilik itu akan terbahak-bahak lagi sesaat, kemudian berputar dan berlari kembali ke pangkuan Bu Halimah.
Ci..luk ba! memang menjadi permainan yang sangat menarik baginya.