Cerpen Mohammad Sjarafoeddin: Karangan untuk Abah
(Bagaimana seorang anak kecil memandang Jumat Kelabu Banjarmasin, 23 Mei 1997)AKU suka Banjarmasin. Kota ini punya segudang permainan musiman. Entah kapan tanggal dan bulannya, tapi perpindahan dari satu musim ke musim lain terlihat rapi. Serentak seperti ada yang mengkomando. Kami harus selalu siap sedia mengikutinya. Jika tidak, resikonya, tak punya teman main. Kemarin baru saja lewat musim main ketapel kayu. Sekarang musim main kelereng.
Selagi asik bermain kelereng di gang sebelah, Pak Agus menghampiri kami, “Orang tua kalian ribut mencari-cari kalian. Cepatlah pulang, jangan buat mereka lebih khawatir.” Kebetulan sekali. Sedari tadi aku kalah banyak. Sekantong penuh kelereng yang tadi kubawa, setengahnya sudah berpindah tangan. Ini kesempatan untuk mengakhiri permainan.