Cerpen Muhammad Faried: Tentang Teman Seperjalanan
Buatku, sekarang adalah perjalanan laut yang kesekian kalinya. Dan tetap saja keadaannya masih sama seperti pertama kali aku naik perahu motor besar ini. Seperti perasaan yang memberikan perasaan simpang-siur, muncul melompat-lompat saling mendesak-desak, berebut tempat, berganti-ganti menguasai diriku. Hingga di atas perasaan itu, rasa ketergantungan akan nasib kecemasan akan bencana, harapan akan keselamatan, dan ketidakberdayaan terhadap kebesaran alam, hadir dalam bentuknya yang paling sempurna.Kemudian aku mencoba menoleh ke sekeliling untuk melihat orang-orang di luar diriku, orang-orang yang begitu asing bagi diriku. Di geladak, di lorong-lorong, bergeletakan, terbaring, duduk, seperti benda-benda yang dihamburkan begitu saja. Sampai pada akhirnya aku mencoba menghela nafas. Dan rupanya, suara helaan nafas beratku tadi menarik minat seorang perempuan yang sudah sejak lama tadi berdiri di sebelahku, lalu dia menoleh serta memandang diriku.