Cerpen Hawa Ahda HN: Penyihir Jahat dan Anak-Anak Pemberani
Saat yang di nantikan anak-anak pun sudah datang, yaitu hari liburan sekolah.Hari itu Tasya pulang berjalan kaki, karena sepeda yang selalu ia bawa kesekolah rusak. Tiba-tiba tasya merasa ada yang mengikutinya dibelakang, langkah kakinya pun semakin besar, ia sampai dipersimpangan jalan, tasya pun memperlambat langkahnya, dia ingin tau siapa yang mengikutinya dari tadi, tidak lama kemudian orang itu pun keluar dari balik pohon.
Ternyata orang yang mengikuti Tasya tidak sendiri, melainkan ada tiga orang yang seusia Tasya.
“Siapa kalian?,” kata Tasya dengan heran.
Mereka pun memperkenalkan diri mereka kepada Tasya.
“Hai……perkenalkan namaku Tono,“ Tono anaknya suka main bestboll dan suka yang namanya buah stroberry alias penggemar buah stroberry.
“Perkenalkan namaku Windy “ Windy adalah anak perempuan yang menyukai permainan take wondo, anaknya sedikit tomboy dia memakai topi bergambar tengkorak.
Nah, kalau yang satu ini namanya Tomi dia sangat berani tapi, dia anak mami, etsss jangan salah Tomi ini, dia baik dan jujur juga loe.
Setelah mereka selesai memperkenalkan diri masing-masing, Tasya mengajak mereka bertiga kerumahnya, sesampai dirumahnya, Tasya mempersilahkan mereka duduk dan menyediakan mereka makan dan minuman.
Mereka pun menjadi akrab, akhirnya mereka berempat menjadi sahabat. Tiba-tiba Windi punya ide , Windi mengusulkan bagaimana kalau mereka pergi liburan.
“Teman-teman aku punya ide gimana kalau kita mengisi liburan ini dengan berpetualang kehutan” .
Tasya dan Tono setuju, tapi Tomi masih diam dia belum menjawab pertanyaan Windy dan mereka semua melihat ke arah tomi berharap tomi akan setuju! Akhirnya tomi pun menjawab …Ok! Mereka semua tertawa dengan gembira.
Windy menetapkan esok mereka akan pergi berpetualang dan mereka harus berkumpul dirumah Tasya pukul 08.00.
Namun tiba-tiba Tomi berkata “Aku ga setuju” dan alasan tomi tidak jelas, ini yang bikin Windy sebel. Akhirnya tomi memberikan alasan bahwa dia tidak bisa bangun pagi-pagi sekali, mereka pun memutuskan untuk perginya pukul 10.00 pagi, dan semua menyetujuinya.
Keesokan harinya mereka sudah berkumpul dirumah Tasya.
“Aku pernah mendengar ada hutan angker yang dipenuhi pohon-pohon besar dan binatang buas,” kata Tono.
Mereka sangat tertarik dan penasaran dengan cerita Tono, mereka berempat pun pergi kehutan itu. Tidak terasa mereka sudah berada ditengah hutan, namun disana mereka tidak menemukan apa-apa.
“Seperti nya akan turun hujan yang deras,” kata Tasya.
Meraka berlari mencari tempat tempat berteduh. Langit mulai gelap, malam penuh mesteri, bahkan bulan pun enggan bersinar, bersembunyi dibalik awan hitam dan pepohonan yang besar, tetesan air pun mulai berjatuhan dari awan hitam, hanya terlihat bayangan pepohonan besar.
Mereka mulai kebingungan, karena tidak menemukan jalan keluar, Tasya dan Tono mulai ketakutan. Windy mencoba menenangkan teman-temannya, namun tidak berhasil. Mereka beremapat tambah ketekutan ketika mendengar suara anjing dan burung hantu, mereka berlari meminta tolong sambil mencari tempat berteduh.
Tiba-tiba, Brukkk….. mereka terjatuh kesebuah lubang didekat pohon besar, yang membawa mereka kesebuah tepat aneh dan sangat menyeramkan.
Ketakutan mereka semakin bertambah, ketika mereka sadar berada ditempat yang sangat asing.
“Kita dimana?” kata Windy dengan wajah ketakutan.
Tono hanya mengkat kedua bahunya tanda ia tidak tahu. Mereka saling berdekatan. Memecah keheningan, Tasya berteriak, ia kaget, yang ia pegang tengkorak yang sudah hampir hancur.
Mereka berteriak minta tolong, tiba-tiba datang seorang laki-laki mendekati mereka, wajah laki-laki itu sangat menyeramkan, membuat mereka berempat ketakutan, dan dia membawa sebuah tongkat yang sangat tua.
Namun Lelaki itu baik, ia mengajak Tasya, Tono, Tomi, dan Windy kerumahnya. Merka berempat pun mengikuti laki-laki itu, karena mereka tidak tahu apa yang terjadi pada mereka.
Laki-laki itu menyuruh masuk kedalam rumahnya, mereka berempat masih berpegangan tangan, rumahnya sangat luas tetapi hanya memiliki dua lampu duduk, dan satu pintu.
Tono memberanikan bertanya meskipun tersendat-sendat “ma…af pa, a…pa yang terjadi pada kami, ka…mi berada di…. mana dan bapak ini sia….pa?”
Aku Antonio seorang pengawal kerajaan TULIP, yang yang terkena kutukan oleh penyihir yang sangat jahat.
Laki-laki itu menceritakan bahwa ini adalah kota TULIP, kota TULIP ini adalah kota yang disihir oleh Ratu Refflesia, Ratu Refflesia adalah saudara tiri Ratu Tulip, Ratu Tulip iri dengan apa yang ada pada Ratu Tulip. Ratu itu sangat jahat, dia ingin menguasai seluruh kerajaan Tulip, akhirnya seluruh kerajaan dan penduduk TULIP berubah menjadi buruk rupa, kerena terkena sihir itu. Dan penyihir jahat itu akan mengambil bayi yang baru lahir sebagai tumbalnya. Agar Ratu Refflesia menjadi awet muda.
“ Maaf pak Ratu sihir itu ada dimana ya?“ kata Tono.
Antonio menjawab bahwa tempat ratu sihir itu di gurun Hibiscus, dikota yang tidak ada penduduknya dan sangat seram, nama ratu itu Ratu Refflesia.
Tasya terlihat takut, berbeda dengan Windy yang sangat berani mendengarkan cerita Artur.
“Gimana caranya mengembalikan kota ini,” kata Tomi.
Konon kota ini akan kembali seperti semula, jika ada 4 orang anak dari Bumi yang bias mengambil empat Kristal, yang ada pada tongkat Ratu Refflesia, untuk diserahkan kepada Ratu Tulip.
Mereka pun pergi menuju istana Ratu Refflesia yang sangat menyeramkan, Antonio hanya bisa mengantar mereka sampai di depan istana Ratu Refflesia. Midas pergi meninggal kan mereka, mengumpulkan semua penduduk Tulip untuk membantu Windy, Tomi, Tono, dan Tasya, mengambil Kristal yang ada di tongkat Ratu Refflesia.
Mereka berempat masuk melalui ruang bawah tanah, namun mereka akhirnya tertangkap oleh pengawal Ratu Refflesia, dan di bawa ke dalam istana.
Tidak berselang lama, akhirnya dengan kecerdikan, mereka bisa lolos dan mengambil Kristal yang ada di tongkat Ratu Refflesia, dan menyerah kan kepada ratu Tulip, Kristal itu pun disatukan, dan ratu pun musnah beserta sihirnya, semua orang bahagia dan mereka berempat kembali ketempat mereka.
Liburan pun berakhir. Masing-masing dari mereka menceritakan pengalaman mereka di depan kelas masing-masing.
Sumber:
SKH Mata Banua, 2014
0 komentar: