Cerpen M. Rifki: Air Misterius
"Diam!" Suara ketua terdengar menggelegar,memecah ramai menjadi kesunyian.Suasana makin terasa hening . Tak seorang pun berani untuk membuka mulut. Bagai pintu yang di kunci dengan rapat pluss di las ama besi.
"Gue tak mau tau, pokoknya kalian harus bisa cari tau dari mana asal air ini"Cetus ketua pake titik.
"Di dalam hatiku, nuraniku bersuara, berusaha untuk membele diri. Ulung hatiku terasa sesak, bukan karna sesak nafas, bukan karna galau,melainkan ....................."
"kenapa semuanya diam?"
"Sial tuh ketua, baru juga mikir, eh..malah di ganggu"Pikirku dalam bathin.
Pikiranku buyar. Senyap begitu akrab menemani kami,tersiksa ama celotihan ketua. Semua wajah terlihat murung, semuanya menyatu sama, sama pada satu rasa jengkil. Rasa benci, sedih,sama gak mood tercampur aduk di hati .
"Ada yang pengen nanya"
Masih hening. Detak detik jarum jam terus berjalan dan tak pernah istirahat. Kini jarum pendek hampir mendekati angka 12 .
"Emang apa sih,maunya ketua?" Protesku pelan.
"Ngantuk?" Tanya ketua.
"yaa." Jawabku kompak ama temen-temen.
Wajah ketua masih cemburut. Gerakan perut buncitnya kian detik selalu nampakkan sensaasi lapar. Maklum aja, perutnya besar banget. Wajar klo ia gak pernah absent makan.
Inilah pekan yang kami tunggu-tunggu. Seperti soekarno yang begitu menginginkan merdeka. Seperti romeo yang begitu menginginkan cinta. Rakyat indonesia seakan hadir dan ngucapin selamat buat kami.
"Malam ini cukup, tapi...kalian jangan lupakan tugas tadi"
"Siap komandan," jawabku serempak.
***
Hari terasa dingin,sampaikan kesan malas untuk bangun. Bekas mimpiku masih terasa. Air liurku masih menetes sukses dari mulutku. Kakiku terasa basah, seakan ku bayangkan berjalan di atas air.
"Lan lan, bangun!..azan udah sampai tuh" teriak temanku. Tapi semua itu tak pernah menggoyahkan nafsuku untuk tetap tidur. Lalu.............
"Kebakaran! kebakaran!" Kali ini level teriakannya di naikin dikit.
"Apa? Kebakaran? Di mana?" Refleksku terkejut.
"Tuh, neraka kebakaran! Cepat bangun! Tuh liat, air itu datang lagi, emang loe gak ngerasa basah sewaktu tidur"
"Entahlah..." Jawabku.
Hati ini benar-benar bimbang. Entah maksud apa yang tuhan berikan. Air itu muncul lagi. Air yang tersesat dan tidak diketahui asalnya.
***
Kini,matahari udah lumayan tinggi. Waktu yang pas buat ngenyusun strategi.
"Oke ...kita diskusi soal air itu," Ungkapku
“Kenapa...” (dengan nada alay)
“Yaa... so, pasti buat nyelamatin hidup kita dari ketua tentang ini”
“Terus, kenapa....?” (kembali dengan nada alay)
Mataku menatap tajam pada sumber suara itu. wajahnya terlihat cemburut dan cemas. Keduanya tercampur aduk di wajahnya,menambah sensasi jelek dan berantakan,bahkan saking berantakkanya...ancurnya..lalu di putar di jilat di celupin.(www.gaknyambung.com)
"Gimana nih?" Tanya seorang teman yang lagi gelisah di sebelahku.
"Kenapa loe?"
"gue gak tahan lagi"
"huahh, ngomong!....kenapa?"
"Gue kebelet, izin dulu yaa.."
"Cepet, sana..." Sahutku. Marah. Semua mata tertuju tajam padanya. Menusuk tajam,menyala bagai api yang gak sabaran lagi buat membakar.
"Oke, begini aja". Suasana terasa hening dan bening. Sebening wajahku dari jerawat klo di lihat dari monas.
"Ada yang punya saran," Sambungku.
Tiba-tiba..ada yang menagangkat tangan. Semua menaruh harapan padanya.
"Anu,gue izin juga kebelet"
"sial.....". Ungkapku "Cepat pergi sana". Bumi seakan bakal hancul oleh abis kepalanya.(ops...gak juga sih,seberlebihan itu)
"Klo keada’annya begitu mambahayakan nasif kita. Gimana klo kita bergadang aja malam ini,dan bagi tugas". Jelas teman di sebelahku. Bagai seorang malaikat penyelamat. Akhirnya,ada yang mengerti.
"Baik,kita bakal bagi tiga kelompok...."
# Kelompok pertama : Mata kucing .
Kelompok ini bertugas mengawasi keada’an di luar asrama. Untuk memastikan klo ada penyusup yang datang tanpa di duga.
# Kelompok kedua : Kepala ayam.
Kelompok ini bertugas membangunkan teman-teman yang ketiduran. Sekaligus menjadi benteng kedua sesudah kelompok mata kucing.
# Kelompok ketiga : Kalatau syuaib .
Kelompok ini bertugas menjaga keada’an asrma biar tetap kering. Dan memastikan kehadiran air yang mencurigakan.
***
Malam pun tiba. Setiap kelompok sudah bersiap di posisi masing-masing. Kelompok mata kucing bersiaga lebih dulu. Kelompok ini masih konsisten sosok yang gak jelas kehadirannya. Kadang rasa kantuk datang menyergap mereka. Tiba-tiba........
"Shreeeek". Suara gemerisik muncul dari semsak-semak. Semakin nyaring dan mendekap. Tak ada wajah yang terlihat gembira. Rasa takut benar-benar tergambar di wajah mereka, bagai menjelma sesosok yang menyeramkan .
Teriak teman-temanku dari luar asrama.
Aku bersama teman kelompokku bergegas menuju tkp. Tapi..........kami terlambat. Mereka sudah pingsan.
"Apa yang sebenarnya terjadi...". Bathinku meringis berteriak. Lalu......
"Aaaaaaahh". Kali ini kelompok kalatau syuaib yang berteriak. Bingung begitu banyak bermunculan di kepalaku. Teriakan demi teriakan berhamburan di malam ini.
Aku pun kembali berlari menemui kelompok itu. Mereka terlihat histeris. Aku tertegun heran. Tak pernah terduga di benakku. Aku seakan tak mempercayai apa yang tertangkap oleh mataku. Rupanya............sang ketua ngigau sambil jalan. Ia terlihat aneh. Berjalan dengan lambat,tampak seperti orang kehausan yang membawa gelas kosong. Tangannya bergerak sendiri,berusaha menekan tombol dispenser. Walhasil..air pun berjatuhan tanpa henti. Seteiah puas main-main. Ia kembali ke tempat tidurnya,sambil bekas tumpahan air.
"Iya..besok kita sergap tuh ketua". Usul salah seorang relawan yang udah ridho ngorbanin waktu bobonya sia-sia buat ini.
"Terus-terus,bunyi serem di semak-semak tadi apa lan". Tanya salah seorang temanku yang baru siuman. Lalu,tiba-tiba.............
"Meauoo". Terdengar suara kucing dari luar asrama.
"Alah....kucing rupanya" Teriakku.
Suasana hening seakan mencair kala itu. Suara tawa teman-teman pecahkan kesunyian malam,meski dalam hati mereka masih tersimpan kesal sama si ketua.
0 komentar: