Cerpen Hamami Adaby: Hujan

22.08 Zian 0 Comments

Antara bangun dan tidur terasa suara perempuan memanggil Johan di keheningan malam.. Barangkali sayangnya yang lama berdiam dalam bilik kecil pada detak jantungnya. Suara itu jelas selalu menikam di malam hari, bersama degup jantungnya yang mengeram di sesungaian hidungnya. Jelas ketika pandang itu bertemu sejenak di hembusan angin panas.
"Hemm, kau telah jadi maling malam ini," senda genit menerkam matanya.
Tapi Johan seolah tak mendengarnya. Mirna pun mengulang kata-kata itu agak tajam suaranya melengking, namun masih terasa ada kelembutan.
"Bukan lagi maling kau Jophan, tapi rampok." Kata Mirna mengernyitkan bibirnya.
Johan mulai merespon balik ucapan Mifrna dengan celoteh agak mencubit hatinya Mirna.
"Boleh aku nulis cerita juga Mirna?" ujar Johan sambil menyentil tahi lalatnya.

"Boleh, asal jangan nyontek ceritaku," ujar Mirna membuang muka dua perempat pandangan.
"Seteguk rindu, sdh cukup untuk membunuh rindu mengeras," bilang Johan sambil membelangi Mirna.
"Hawww, kau nyontek jlan ceritaku." tegas Mirna berambisi dan suaranya lantang.Tapi Johan membalas.
"Sudahlah tutup saja gelas itu, sekali pun hatiku pernah terselip di hatimu," rayu Johan.
"Ah..gombal malah alay, he," Mirna sedikit sentimen.
"Hemmmmm Mirna Oas, kok marah? Teruskan saja apa katamu, dan hatimu pernah terselip disini hei."
Mirna Oas agak jengkel dengar ucapan Johan. Jelas ia marah terlihat dari kerenyut bibirnya menggereget. Ha, engga apalah cerita ini kugantung dalam novel "SETEGUK RINDU", yang gila, edan dan menukik rasa. Bukan lagi gerimis hujan namun menjadi hujan badai .
Biarkan ia hidup dan berpuisi diatas pentas malam, tak mampu Johan untuk menebas lehernya dengan pedang, dengan seteguk rindu akan lenyap dalam renungan malam ketika malam meniriskan langit dengan doa. Bunuh saja rindu itu, tak selamanyadusta itu dalam bayang-bayang.

bbaru, hujan rabu malam desember
(haha...untuk penulis cerpen didinding hatinya malam ini R.)

Sumber:
https://www.facebook.com/notes/hamami-adaby/h-ujan-cerpen-hamami-adaby/335653296464820

0 komentar: