Naskah Aliman Syahrani: Anja
(Diadaptasi oleh Akhmad Sirajudin dan Wahyu Indra Wardana dari cerpen "Anja" karya Aliman Syahrani)PERSONAL DRAMATIK
Fatimah :
-Mempunyak 3 orang anak. 2 anak kembar berumur 10 tahun, 1 anak bayi.
-Usia 30 Tahun
-Menikah pada usia 18 Tahun
-Seorang Wanita yang penakut
-Taat Kepada Suami
-Ibu rumah tangga
Jamri :
-Suami Fatimah
-Usia 45 Tahun (ANJA)
-Menikah pada usia 33 Tahun
-Pekerja Keras
-Egois
-Humoris
-Serabutan
Ayah Fatimah :
-Mempunyai 2 orang anak, Samsul dan Fatimah
-60 Tahun
-Sabar
-Sakit-sakitan
-Masih Petani
-Mulai renta
-Agak bungkuk
Samsul
Orang-orang
____________________________
DI SEBUAH DESA YANG JAUH DARI PERKOTAAN, DENGAN RUMAH YANG SANGAT SEDERHANA DAN PERABOTAN SECUKUPNYA. TERLIHAT SEORANG WANITA SEDANG TIDUR BERSAMA BAYI DISAMPINGNYA. WANITA ITU ADALAH FATIMAH. DALAM TIDURNYA, TERLIHAT GERAK TUBUH YANG GELISAH SEPERTI SEDANG MEMIMPIKAN SESUATU YANG SANGAT BURUK. PADA AKHIRNYA, GERAK TUBUH YANG SEMULA LAMBAN, MENJADI MERONTA-RONTA DAN BERTERIAK HINGGA PADA AKHIRNYA DIA TERBANGUN. SEAKAN TIDAK PERCAYA DENGAN APA YANG DIMIMPIKANNYA. FATIMAH MEYAKINKAN KEMBALI DENGAN MENGUSAP KEDUA MATANYA MEMASTIKAN BAHWA HAL BURUK ITU SEBATAS MIMPI. KARENA TERIKAN IBU, SANG BAYI PUN IKUT TERBANGUN
Fatimah : Ya ampun pak, kemana saja kamu? Kenapa sampai jam segini, belum tiba dirumah (sambil menidurkannya anaknya)
SETELAH ANAKNYA TERTIDUR, FATIMAH KELUAR DARI TEMPAT TIDUR DAN MENANTI KEDATANGAN SANG SUAMI. SESEKALI FATIMAH MENENGOK KE ARAH JAM DINDING YANG SAAT ITU SUDAH MENUNJUKKAN PUKUL 1 MALAM. TAK LAMA KEMUDIAN TERDENGAR SUARA KETUKAN PINTU DAN SALAM, TANPA BERFIKIR PANJANG FATIMAH BERGEGAS MENUJU PINTU TERSEBUT DAN MEMBUKAKANNYA, DAN TERNYATA LELAKI ITU ADALAH SUAMINYA.
Fatimah : Walaikum salam. Kemana saja kamu pak? Kenapa baru pulang, apa bapak sudah lupa dengan istri dan anak-anakmu dirumah?
Jamri : Apa-apaan kamu ini Fatimah, kamu kan sudah sering aku tinggalkan sendiri dirumah. Kamu juga sudah tau apa yang Bapak kerjakan setiap harinya. Kalau imah penakut seperti ini, mau makan apa anak-anak kita?
Fatimah : Kalau aku disembunyikan makhluk jadi-jadian, baru tau kamu pak.
Jamri : Huh, memangnya makhluk jadi-jadian mana yang berani menculik istriku ini?
Fatimah : (Fatimah ) Husss. . .hati-hati kalau bicara. Daripada bapak keanginan diluar sana lebih baik pulangnya lebih cepat pak.
Jamri : Kamu ini kenapa sih mah (jamri melepas peci sambil menggantungnya didinding rumahnya). Kamu kan tau, bapak ini seperti kelelawar. Siang tidur malam cari makan. Kalau siang tidur malam juga tidur itu orang mati namanya mah. . .
Fatimah : Maksud imah, bapak hari ini kerjanya dimana? (sambil membuatkan kopi untuk suaminya)
Jamri : ya, terserahlah. . .dimana kek, yang penting kerja. Dimana ada rejekinya disitulah bapak kerja
Fatimah : huh, tuh kan. .kalau ngomong dengan bapak ini, ibu pasti kalah terus, tidak bakalan menang.
Jamri : (tertawa terbahak-bahak) oiya mah, kok rumah kita sepi? Kaya kuburan aja, anak-anak pada kemana mah?
Fatimah : Bapak lupa ya, malam ini kan malam jumat. Anak-anak pergi mengaji sekaligus menginap di rumah Ustad Manan. Lagipula, ini kan sudah tengah malam walaupun mereka dirumah mereka juga sudah tidur bapak. Aduh Bapak. . .
Jamri : hahaha. . .ya maklumi saja suamimu ini mah, Faktor U mah. . .U....SI....YA. .....
hahahaha. . .
Fatimah : iya, imah maklumi pak. Mungkin sebentar lagi Bapak mulai pikun. (mereka berdua tertawa)
SUASANA MALAM ITU JAMRI MENIKMATI KOPI YANG DIBUATKAN ISTRINYA DAN MENYULUT SEBATANG ROKOK. SEMANTARA FATIMAH MEMPERHATIKAN TINGKAH LAKU SUAMINYA YANG TERLIHAT BERBEDA DARI BIASANYA.
Jamri : Mah, Ibnu kita yang lucu itu mana?
Fatimah : Ada Pak, Ibnu sedang tidur. . .memangnya kenapa pak?
Jamri : Boleh Bapak menggendongnya?
Fatimah : loh, aneh-aneh saja Bapak ini. .nanti Ibnu terbangun pak.. Asal Bapak tau ya, kalau dia terbangun, susah menidurkannya kembali pak
Jamri : Tapi entah kenapa, tiba-tiba Bapak sangat merindukannya malam ini mah. . .lagipula Ibnu kan anak Bapak juga, masa menggendongnya saja tidak boleh.
Fatimah : Nanti dia terbangun Bapak, besok pagi saja ya. .silahkan Bapak menggendong Ibnu sepuasanya asal besok pagi.
Jamri : Bapak benar-benar rindu padanya, seharian ini tidak bertemu dengannya. Ijinkanlah Bapak menggendongnya walau sebentar saja. Apakah imah tega, Bapak tidak bisa tidur malam ini karena tidak bisa menggendong Ibnu. Siapa tau, ini terakhir kali Bapak menggendongnya.
Fatimah : Tuh kan, bicara seperti itu. Ya sudah, tapi imah saja yang menggendongnya ya pak, soalnya kalau Bapak yang menggendong biasanya Ibnu pasti menangis. (imah menuju ranjang dan mengangkat Ibnu)
Jamri : (dengan wajah gembira, dia berbicara kepada anaknya) Ibnu sayang, Bapak rindu sekali padamu, apa kamu jiga merindukan Bapak nak?
Fatimah : Sepertinya Ibnu juga merindukanmu pak, soalnya hari ini tadi dia bisa bicara. Bapak tau apa yang dia katakan? Dia bisa memanggilmu pak, pak. .pak. .Katanya. Imah bingung, padahal setiap hari merawat Ibnu itu kan imah, tapi malah Bapak yang dipanggil-panggil, bukan imah. . .
Jamri : Bagaimana tidak memanggil Bapak, kalau dia juga merindukan Bapak, sama seperti besok lusa dan seterusnya Ibnu akan selalu merindukan Bapak.
Fatimah : tuh. .tuh. .pak, Ibnunya mulai gerak-gerak kan. Lebih baik imah bawa ke ranjang lagi yak Pak, besok pagi Bapak boleh kok sepuasnya menggendong Ibnu. (membawa kembali Ibnu ke Ranjang)
JAMRI KEMBALI MENGHISAP ROKOK DAN MEMINUM KOPI YANG DIBUAT OLEH ISTRINYA
Jamri : Begini mah. . .(wajah jamri yang tadi riang, menjadi datar) tadi sore, aku kerumah orang tuamu, aku lihat Bapak sedang berusaha memetik kelapa , sementara kesehatan beliau sedikit menurun akhir-akhir ini. Bapak tidak tega melihatnya mah, jadi bapak menawarkan diri untuk memanjat pohon kelapa itu. Yah, lumayan tinggi pohonnya, tapikan daripada Bapakmu yang naik kemudian jatuh kerana keadaanya yang kurang sehat lebih baik aku saja.
Fatimah : Terus?
Jamri : Ya Begitu mah,
Imah : Bapak-Ibu Bagaimana keadaanya pak
Jamri : Ya Begitu mah
Imah : Ya Begitu yang Bagaimana pak?
Jamri : Anu mah, anu disana terjadi musibah
Fatimah : hah, musibah apa pak? (imah beranjak dari ranjang, bergegas menghampiri, dan duduk disamping suaminya)
Jamri : Ayo kita kesana sekarang juga mah,
Imah : Tunggu dulu pak, apa yang sebenarnya terjadi? (dengan wajah kaget bercampur dengan kebingungan)
Jamri : Cepat saja mah (Jamri mengambil peci yang tergantung didinding rumah) ayo kita berangkat.
Fatimah : Tunggu dulu pak (Fatimah memegang tangan suaminya) apa yang sebenarnya terjadi? Musibah apa pak? Apakah Bapak dan Ibu. . .
Jamri : Nanti imah pasti akan mengetahuinya sendiri. . .ayoooo. . .
Fatimah : Bagaimana dengan anak-anak pak? Apa perlu kita jemput mereka dulu?
Jamri : Tidak usah mah, biarkan saja mereka menginap dulu dirumah Ustad Manan dan besok baru dijemput. (Imah langsung beres-beres, mereka langsung berangkat)
DI TENGAH JALAN DAN MALAM YANG PEKAT ITU MEREKA BERJALAN MENUJU RUMAH ORANG TUA FATIMAH DENGAN ALAT BANTU PENERANGAN SEBUAH LENTERA
Fatimah : Ada apa sebenarnya pak?
Jamri : Bapak tidak bisa menceritakannya mah, nanti kalau kita sudah tiba dirumah, imah pasti akan tau dengan sendirinya.
FATIMAH TERDIAM, DAN TIDAK BERANI LAGI BERTANYA APAPUN. SEMENTARA UDARA MALAM SEMAKIN MENUSUK DITENGAH JALAN SETAPAK YANG MEREKA LALUI
Jamri : Jangan melamun mah. . .
Fatimah : Imah tidak melamun Pak, Bapak sih tidak terus terang, eh malah dia gini seperti makhluk jadi-jadian saja
Jamri : Atau daripada melamun, lebih baik imah menyanyikan syair untuk Bapak.
Fatimah : tidak, saat ini imah sedang tidak bernafsu untuk menyanyikan syair apapaun. Lebih baik Bapak saja yang bernyanyi.
Jamri : Aku juga tidak mau menyanyikan syair, jika wajahmu cemberut begitu. Yasudah Bapak akan menyanyikan syair untukmu asal kamu tidak cemberut lagi
Tarang bulan salau-salau
Anja mati berjalan malam
Imah : Pak ! Jangan bersyair seperti itu, Imah jadi takut !
TETAPI JAMRI TIDAK MENDENGARKAN PERKATAAN ISTRINYA, DIA TERUS MENYANYIKAN SYAIR TERSEBUT
Imah : Sudah pak ! (Fatimah langsung menghampiri Jamri, dia memegang tangan jamri sangat erat) Bulu kuduk ku terasa merinding pak,,,
JAMRI TIDAK MENGHIRAUKAN, DIA BERJALAN SEMAKIN CEPAT
SESAMPAINYA DIHALAMAN RUMAH ORANGTUA FATIMAH , SAMPING KIRI KANAN TERASA SUNYI, SUASANA TERASA MENAKUTKAN.
DIDALAM RUMAH ORANG TUA FATIMAH TERLIHAT BANYAK ORANG DUDUK MELINGKAR SEPERTI MENGELILINGI SESUATU
Jamri : Kamu masuk duluan saja , aku mau cuci muka disungai,
(Jamri merangkul istrinya dan mencium anaknya)
PERASAAN FATIMAH TIDAK KARUAN BERCAMPUR RASA TAKUT MENGHANTUINYA,
Ayah Fatimah : Alhamdulillah, syukur kamu cepat datang (dengan suara parau, wajah diselimuti dengan kesedihan yang mendalam)
(Orang-orang langsung memberikan jalan kepada Fatimah)
Anak-anak yang lain mana? Tidak dibawa?
Fatimah : Sengaja tidak dibawa Bah, saat kami berangkat kemari anak-anak sedang mengaji sekaligus menginap dirumah ustadz Manan
Ayah Fatimah : Oh… begitu , samsul mana?
Fatimah : Samsul? (Fatimah Terkejut), sepanjang jalan menuju kemari kami tidak
ada berpapasan dengan siapapun
Ayah Fatimah : Kami? Kami siapa?
Tadi samsul Cuma seorang diri, dia Abah suruh menjemput kamu dan anak-anak
Samsul : (masuk kedalam rumah dengan tergesa-gesa) Abah… Ka
Fatimah tidak ada di…
(Samsul terkejut melihat Fatimah sudah ada dirumah)
Ka Fatimah,,, dengan siapa ka Fatimah kemari? Kok, saya tidak melihat kakak ditengah jalan tadi…
Fatimah : (Perasaan Fatimah semakin tak karuan) Saya kemari bersama suami saya bah,
Ayah Fatimah : Suami mu? (menarik samsul dan membisikkan sesuatu, samsul pergi kebelakang)
Abah minta kamu bersabar ya mah, (Fatimah semakin bingung)
Tadi sore Jamri membantu Abah memetik kelapa didepan rumah yg cukup tinggi itu, dia langsung memanjat pohon kelapa itu dengan penuh semangat, abah sangat senang sekali memiliki menantu seperti jamri , sangat murah hati, tidak segan-segan untuk turun tangan membantu orang lain, Tapi sayang (Ayah Fatimah menangis tersedu-sedu)
Tidak lama Jamri berada diatas , kakinya terpeleset karena pelepah kelapa yang licin kena air hujan , dia jatuh ,,,, orang-orang berbondong datang untuk menolong tapi apalah daya, semua sudah digariskan, jamri tidak tertolong
MENDENGAR SEMUA ITU FATIMAH TIDAK BISA BERKATA APA-APA LAGI, BAGAIKAN PETIR MENYAMBAR TUBUHNYA DIA HANYA BISA DIAM DENGAN MATA YG MENGUCURKAN AIR KESEDIHAN TERAMAT DALAM . FATIMAH MENYERAHKAN IBNU KEPADA ABAH. DENGAN LANGKAH TERBATA , TERASA TAK ADA TENAGA LAGI YG TERSISA, SELANGKAH DEMI SELANGKAH FATIMAH MENUJU PEMBARINGAN SUAMINYA YG SUDAH DIAM KAKU TAK BERGERAK, MEMBUKA KAIN PENUTUP DENGAN TANGAN GEMETAR MENYENTUH WAJAH JAMBRI YANG DINGIN DAN BASAH SEPERTI SEHABIS MENCUCI MUKA
FATIMAH TERINGAT UCAPAN JAMRI
“Kamu masuk duluan saja , aku mau cuci muka disungai”
TERDENGAR ALUNAN SYAIR YANG DINYANYIKAN JAMRI
Tarang bulan salau-salau
Anja mati bajalan malam
SELESAI
Sumber:
https://www.scribd.com/document/338142263/Naskah-teater-Anja-Adaptasi
ingat orang2 bahari, semuanya
BalasHapus