Cerpen Reda Ari Yantie: Senandung Cinta Rheiy
Bumi Allah, 1 Rajab 1427 HijriahKepada Imam dan Mujahidku,
Aku menyatakan sudah siap bila saat itu tiba, engkau datang kepadaku. Kupahami kesiapan sebagai sebuah komitmen menghadapi seberat apapun persoalan yang nantinya akan kita hadapi bersama, kesiapan menghadapi karaktermu, kesiapan untuk sabar mengingatkanmu dan kesabaran mematuhimu.
Aku menginginkan membangun istana kita di atas pondasi cinta suci, kita saling mencintai karena Allah semata. Menangis aku membayangkan hal itu. Dirimu tentu telah memahaminya, betapa besar balasan bagi dua orang yang mencintai karena Allah.
Cintaku, kuharap nantinya kita berjalan bersama, saling menguatkan menyusuri jalan hidup kita menuju tujuan tertinggi dalam hidup ini, keridhaan Allah. Bimbinglah aku karena dirimu adalah qawwam bagiku. Kumohon kita berikrar bersama menjadikan syariat Allah sebagai neraca setiap persoalan yang kita hadapi, mabda Islam sebagai solusi. Keserhanaan kuharap menjadi perhiasan hidup kita, kebahagiaan bukan diukur dengan materi bukan ? Cukuplah iman sebagai dinding istana cinta kita.
Tentang anak-anak, kuberharap ketujuh putra-putri kita menjadi mujahid dan mujahidah penegak dan penjaga syariah. Tentu bukan hal yang mudah untuk mewujudkannya. Tetapi aku berusaha dengan dukunganmu akan membesarkan mereka dengan sepenuh cinta dan kasih sayang, menanamkan iman, mengkristalkan kepribadian Islam dalam diri mereka. Sedikit demi sedikit kini aku sedang belajar : bagaimana mendidik mereka?
Tentang keluarga besar kita. Kuingin dirimu mampu menjadi abang bagi kedua adikku, mampu menjadi “Rudy Rafana” (impian ayah dan ibu mempunyai putra sulung meski mereka ikhlas dengan kelahiranku). Sangat besar harapan yang dibebankan ayah, ibu dan segenap keluarga kepadamu. Kuharap aku pun diterima dengan baik di keluargamu. Kudamba pernikahan kita membawa berkah dalam kehidupan dan masa depan kita selanjutnya. Cinta, aku kan sabar menantimu. Kupercaya pada janji-Nya.
Aku yang menunggumu,
Rheiy
***
Bumi Allah, 17 Rajab 1427 H
Kepada Imam, mujahid, qawwam sejatiku,
Seseorang menggangguku lagi melalui email. Siapakah gerangan dia ? Aku menduga dia adalah engkau. Benarkah itu dirimu, Cinta……??? Kuserahkan segalanya pada Allah.
By the way, pemuda Kahfi, Cintaku. Bila dan dimanakah kita akan bersua…..???
Dunia ataupun akhirat sama saja bukan……? Bila kita dipertemukan Allah di dunia, maka kita akan menempa putra-putri kita menjadi pejuang, prajurit Shalahuddin Al-Ayyubi kedua yang akan membebaskan Al-Aqsha, tentara Muhammad Al-Fatih kedua yang akan membebaskan Ruum. Inilah perjanjian kita. Pernikahan untuk menyempurnakan agama.
Pun seandainya kita bersua di Jannah-Nya, bukankah itu pun juga anugrah tiada tara bagi kita. Aku akan bersabar menetapi jalan ini. Aku yakin dan percaya pada janji Rabb kita, sesungguhnya dua orang yang saling mencintai karena Allah, bertemu karena Allah dan berpisah karena Allah, maka akan mendapat naungan dimana pada hari itu tidak ada naungan.
Demi segala cinta,
Rheiy
***
Kemarin aku belajar bikin roti tapi hasilnya……? Rotinya bantat dan seperti biasa, mama jadi marah meski tidak sampai membuang rotinya. Hatiku rasanya sedih waktu beliau mengungkit betapa masih tidak becusnya aku bekerja di dapur. “Gimana nanti masak buat suami ?! Gimana nanti ngatur keuangan ?!” Akhir-akhir ini aku jadi sensi mendengar pernikahan. Pas ke Pasar kemarin ketemu temanku yang udah punya anak, trus berita pernikahan teman……… Waa….. aku juga jadi pengen cepat nikah……! Apalagi waktu mama bilang……. siapa tau dalam lima ato enam bulan ke depan ada walimahan. Aku merasa tersindir.
***
28 Rajab 1428 H
Kepada Imam dan Mujahidku,
Apa kabar kabarmu, wahai Cinta ?
Aku menangis hari ini, betapa tidak setia dan sabarnya diriku menantimu dan menetapi jalan ini untuk menyongsong janji Allah. Aku sakit hati? Memang Allah telah memilihkan dirimu sebagai jodoh terbaik untukku…. Sakit memang menerima sms dari istrinya. Walau aku juga bisa rasakan sakit hati istrinya.
Dia yang pernah ingin mengkhitbahku. Aku mengerti dia tidak pernah bermaksud menyakiti hatiku. Meski karena sikapnya aku jadi terluka. Dan kini luka itu tersayat lebih dalam ketika istrinya memarahiku begitu rupa, menyebutku bajingan, monyet, maling….. Apakah salah jika aku bertanya kepadanya ? Setelah sekian lama aku menunggu khitbahnya. Email yang kukirimkan padanya tidak berbalas. Ternyata dia baru saja menikah dengan seorang gadis di kota tempatnya ditugaskan.
Cinta, semoga aku sabar dan tidak melenceng lagi dari janji kita. Dan aku tetap komit dengan tekad dan janjiku. Dimanapun kini dirimu, aku mencintaimu dan kuharap mampu bertahan di tengah segala godaan. Cinta…….. betapa aku merindukanmu……… wahai Pemuda Kahfi….. wahai Mujahid……… wahai Qawwam sejatiku………
Anak-anakku yang manis, betapa aku merindukan kalian.
Yaa Rabb, sebelum kuhembuskan nafas terakhir aku ingin melahirkan, mengasuh, merawat dan mendidik mereka dalam mahligai cintaku yang sederhana. Apakah aku telah benar-benar siap menikah ? Bagaimana dengan putra-putriku nanti ? Bagaimana aku mendidik mereka? Bisakah aku sabar terhadap mereka ? Cintaku, imamku, mujahidku, aku rindu memeluk ketujuh putra-putriku, Muhammad Shalahuddin Abdullah Al Ayyuby, Muhammad Abdurrahman Al Fatih, Muhammad Hanif Al Ghiffary, Muhammad Yahya Radhiyan, Naylaa dan Aminah serta Muhammad Fauzan Hamidy. Cinta, aku bahkan telah mempersiapkan nama untuk mereka.
Duhai mujahidku, semoga aku benar-benar bisa bersabar mempersiapkan diri menjadi istri sejati agar nantinya kedatanganmu disambut dengan keikhlasan. Duhai Allah, kabulkanlah.
Rheiy
***
Agustus 2007
Diary,
Ini adalah dua sms yang dikirim Mbak Ety padaku :
’Cint mngaliri stiap bgian tubuh. Alirannya bgerak trus&trus. Tiada henti. Mbawa bahgia, duka, pngorbann, mbawa apapn nmn tak lpas dr cint. Cint tcrmin dlm bingkai wajah damai. Tkdang cint bgjolak spt smudra. Adakalanya cint ibarat tlaga. Sunyi..mndsir..bsama k kdamaian. Bgm dg cint qt pd 4llj?’ dikirim 11:31:42
’Maka ketika pun keinginan/cita2/impian qt tdk terwujud. Diri qt terus bersujud pasrah tanpa syarat. Karena sejatinya, qt bukan milik qt.’ dikirim 19:45:17
Seakan beliau mengerti kegelisahanku, padahal aku tidak bercerita pada beliau. Ternyata jarak yang berjauhan tidak membuat persahabatan dan ikatan batin antara kami pudar. Mbak Ety, aku mencintaimu.
***
3 September 2007
Diary,
Pagi-pagi aku terima sms yang menghebohkan, Neng Lidya menikah. Ngiri ??? Ah, enggak kok, dia emang udah siap, udah matang. Walaupun dia lebih muda dan masih kuliah. Tidak seperti diriku, masih banyak kekurangan dan masih belum siap memikul tanggung jawab sebesar itu. O,ya mereka menikah tanggal 9 September ini.
Sebentar lagi Ramadhan menjelang…… Berarti usiaku bertambah satu. Hmm….. Cinta, aku berharap…….. Ah, tidak….. dia akan datang di saat yang tepat dan segalanya menjadi mudah dan indah….
Ayolah, Rheiy, siapkan dirimu menyambut Ramadhan !
***
Oktober 2007
Diary,
Masih ingat dengan Iyan ? Temanku yang dulu memintaku menjadi comblang untuk mengkhitbah Rina, namun aku tolak dan sarankan agar dia dicomblangi dengan teman lain yang sudah menikah. Kemarin dia katakan menunda dulu pernikahan karena masih belum cukup tabungan.
Tahu sendiri kan? Untuk menikah di KUA perlu duit. Dan walimahan ? Biayanya lebih besar lagi bisa berjuta-juta dihabiskan untuk menjamu tamu, tapi biasanya biaya paling besar untuk baju dan rias pengantin …….. Dan bahkan biasanya rela berhutang sana-sini bahkan kredit di Bank agar pesta walimahannya ”Wah” dan tidak jadi gunjingan masyarakat. Aneh memang, jaman sekarang orang sangat senang membanding-bandingkan besarnya mahar dan mewahnya jamuan walimahan.
***
Nopember 2007
Dalam perjalanan yang sunyi ini, kesabaran adalah teman terbaik. Keyakinan pada janji Allah dalam surah an-Nuur ayat 26. Tetesan air mata menemani tahajudku di akhir malam ini, hilang sudah segala gundah. Seperti kata Kak Iffa, mungkin Allah masih ingin menambahkan pahala sabar kepada kita. Sabar atas penantian dan sabar terus memohon kepada-Nya dalam bait-bait do’a.
Maka ni’mat Rabb-mu yang manakah yang kamu dustakan ? sebanyak 31 kali Allah tanyakan dalam surah ar-Rahman. Kubaca lirih surah favoritku itu, inilah senandung Cinta paling merdu. Cinta yang tertinggi dan abadi dan tidak akan pernah mengecewakan.
Sumber:
https://femaleap.wordpress.com/2007/12/26/senandung-cinta-rheiy/
0 komentar: