Cerpen Harie Insani Putra: Sesuatu yang Pecah di Hari Itu

07.37 Zian 0 Comments

Tersebutlah di dunia antah berantah, lahir seorang bayi mungil dengan berat badan 5 ons. Meski demikian, kelahiran bayi itu sudah direncanakan. Maka, sebuah rencana yang berhasil pantas untuk dirayakan, kata orang tua bayi tersebut. Akhirnya mereka putuskan untuk mengundang banyak orang. Satu demi satu undangan sudah mulai berdatangan. Orang-orang berkumpul di tepi kolam renang yang airnya menimbulkan bayangan sinar bulan. Pesta pun dimulai. Mereka benturkan gelas tanda bersulang. Rencana orang tua bayi itu telah berhasil.
“Betapa indahnya tanggal kelahiran anak kita,” ucap ayah dari anak itu kepada istrinya. Yah, sejak awal mereka telah merencanakan agar bayi dalam kandungan itu lahir bertepatan pada tanggal satu bulan satu tahun 2001. Kalau diurutkan ke dalam angka, 010101. Begitulah, Untuk mendapatkan momen tersebut, mereka berani membayar mahal salah seorang dokter untuk melakukan bedah cesar tepat pada waktunya. Bahkan, jika bisa si jabang bayi keluar dari rahim sang ibu tepat pada pukul 01.00.
Rencana itu memang berjalan dengan lancar. Usaha mereka tidak sia-sia. Betapa bodoh dokter yang menolak tawaran mereka sebelumnya. Berapa pun mereka siap membayar. Tapi dokter sebelumnya tidak setuju demi keselamatan sang bayi. Karena menurutnya, satu bulan lagi bayi itu pantas dilahirkan dengan normal. “Hidup, bukan soal kapan detik itu sedang berlangsung, tapi bagaimana proses detik demi detik itu akan dilewati,” kata dokter sebelumnya ketika menasehati pasangan suami istri itu ketika tetap memaksa untuk melakukan bedah cesar. Akhirnya, kedua pasangan suami istri itu memutuskan untuk menggunakan jasa dokter yang lain. Tentunya, dengan tawaran harga yang lebih tinggi.
Di keramaian pesta, kedua pasangan itu tampak puas. Sementara di dalam rumah mereka, beberapa orang perawat sedang cemas memperhatikan perkembangan seorang bayi mungil di dalam tabung inkubator. Lantas mereka dikejutkan dengan suara teriakan di luar sana, tempat orang-orang sedang asyik berpesta. Ternyata, ada seorang tamu yang tak sengaja menyenggol meja, gelas-gelas itu kemudian jatuh ke lantai dan pecah. Setelah orang-orang di luar sana berteriak, dalam hitungan detik, di dalam sana pun juga telah terdengar teriakan yang jauh lebih mengkhawatirkan ketimbang gelas yang pecah. Tapi, semua orang tak bisa melupakan sesuatu yang pecah di hari itu, mereka selalu mengingatnya dengan muram. Karena sesuatu yang pecah di hari itu adalah sebuah tangisan.[]

0 komentar: